Database kadang dapat “mengomel” dengan berbagai cara, bisa jadi dalam bentuk performance yang menurun, pesan kesalahan, atau bahkan hasil laporan yang tidak sesuai. Semua-nya dapat kita minimalisasi, bahkan sebelum hal itu terjadi. Dengan cara melakukan Optimasi.
Optimasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan memahami tuning performance pada database dan best practice dari berbagai sumber.
Beberapa teknik dan metoda mungkin memerlukan perlakuan khusus yang berbeda, tergantung pada database yang Kita gunakan.
Optimasi melalui perintah SQL juga memegang peranan yang tidak kalah penting. Inti dari SQL itu sendiri adalah perintah untuk melakukan pengambilan (retrieval), penambahan (insertion), modifikasi (updating), dan penghapusan (deletion) data, disertai dengan fungsi-fungsi pendukung administrasi dan managemen database. Beberapa hal yang harus kita optimasi, diantaranya :
Index
Index dapat meningkatkan kecepatan pencarian pada record yang diinginkan. Tetapi, harus cukup selektif dalam memilih field yang perlu di-index, karena tidak semua field memerlukannya.
Ibaratnya membaca buku, proses pencarian atau scan akan membaca dari awal hingga akhir halaman. Pada field yang di-index, pencarian dilakukan secara index scan, atau membaca pada index, tidak langsung pada table yang bersangkutan.
Sementara pencarian yang dilakukan langsung dengan membaca record demi record pada table disebut dengan table scan.
Apakah index scan selalu lebih cepat dibandingkan dengan table scan? Ternyata tidak juga, table scan bisa jadi bekerja lebih cepat saat mengakses record dalam jumlah relatif kecil, ataupun pada saat aplikasi memang memerlukan pembacaan table secara keseluruhan.
Sebaliknya dalam mengakses record yang besar pada field tertentu, index scan dapat mengurangi operasi pembacaan I/O sehingga tidak jarang menghasilkan kinerja yang lebih cepat.
Sebagai patokan, Kita dapat menentukan index pada field yang sering digunakan, misalnya field yang sering diakses oleh klausa WHERE, JOIN, ORDER BY, GROUP BY.
Menentukan Tipe Data
Tipe data merupakan permasalahan yang gampang-gampang susah. Dari sisi daya tampung, tipe data yang terlalu kecil atau sebaliknya terlalu besar bagi suatu field, dapat menimbulkan bom waktu yang menimbulkan masalah seiring dengan pertambahan data yang pesat setiap harinya.
Menentukan tipe data yang tepat memerlukan ketelitian dan analisa yang baik. Sebagai contoh, kita perlu mengetahui kapan kita menggunakan tipe data char atau varchar.
Keduanya menampung karakter, bedanya char menyediakan ukuran penyimpanan yang tetap (fi xed-length), sedangkan varchar menyediakan ukuran penyimpanan sesuai dengan isi data (variable-length).
Patokan umum adalah menggunakan tipe data char jika field tersebut diperuntukkan untuk data dengan panjang yang konsisten. Misalnya kode pos, bulan yang terdiri dari dua digit (01 sampai 12), dan seterusnya. Varchar digunakan jika data yang ingin disimpan memiliki panjang yang bervariasi, atau gunakan varchar(max) jika ukurannya melebihi 8000 byte.
Jangan Izinkan Allow Null
Jika memungkinkan, kurangi penggunaan field yang memperbolehkan nilai null. Sebagai gantinya, Kita dapat memberikan nilai default pada field tersebut.
Nilai null kadang rancu dalam intepretasi programer dan dapat mengakibatkan kesalahan logika pemrograman. Selain itu, field null mengonsumsi byte tambahan sehingga menambah beban pada query yang mengaksesnya.
Query yang Mudah Terbaca
Karena SQL merupakan bahasa declarative, maka tidak mengherankan jika Kita membuat query berbentuk kalimat nan panjang walaupun mungkin hanya untuk keperluan menampilkan satu field!
Jangan biarkan query Kita susah dibaca dan dipahami, kecuali Kita memang berniat membuat pusing siapapun yang melihat query Kita . Query panjang yang ditulis dalam 1baris jelas akan menyulitkan modifi kasi dan pemahaman, akan jauh lebih baik jika Kita menuliskan query dalam format yang mudah dicerna.
Pemilihan huruf besar dan kecil juga dapat mempermudah pembacaan, misalnya dengan konsisten menuliskan keyword SQL dalam huruf kapital, dan tambahkan komentar bilamana diperlukan.
Hindari SELECT *
Select mungkin merupakan keyword yang paling sering digunakan, karena itu optimasi pada perintah SELECT sangat mungkin dapat memperbaiki kinerja aplikasi secara keseluruhan. \
SELECT * digunakan untuk melakukan query semua field yang terdapat pada sebuah table, tetapi jika Kita hanya ingin memproses field tertentu, maka sebaiknya Kita menuliskan field yang ingin diakses saja, sehingga query Kita menjadi SELECT field1, field2, field3 dan seterusnya (jangan pedulikan kode program yang menjadi lebih panjang!). Hal ini akan mengurangi beban lalu lintas jaringan dan lock pada table, terutama jika table tersebut memiliki banyak field dan berukuran besar.
Batasi ORDER BY
Penggunaan ORDER BY yang berfungsi untuk mengurutkan data, ternyata memiliki konsekuensi menambah beban query, karena akan menambah satu proses lagi, yaitu proses sort.
Karena itu gunakan ORDER BY hanya jika benar-benar dibutuhkan oleh aplikasi Kita .
Atau jika dimungkinkan, Kita dapat melakukan pengurutan pada sisi client dan tidak pada sisi server. Misalnya dengan menampung data terlebih dahulu pada komponen grid dan melakukan sortir pada grid tersebut sesuai kebutuhan pengguna.
Subquery Atau JOIN
Adakalanya sebuah instruksi dapat dituliskan dalam bentuk subquery atau perintah JOIN, disarankan Kita memprioritaskan penggunaan JOIN karena dalam kasus yang umum akan menghasilkan performa yang lebih cepat.
Walaupun demikian, mengolah query merupakan suatu seni, selalu ada kemungkinan ternyata subquery bekerja lebih cepat dibandingkan JOIN, misalnya dalam kondisi penggunaan
JOIN yang terlalu banyak, ataupun logika query yang belum optimal.
Gunakan WHERE dalam SELECT
“Di mana ada gula di sana ada semut”. Untuk programer database, pepatah itu perlu dimodifi kasi menjadi “di mana ada SELECT di sana ada WHERE”, untuk mengingatkan pentingnya klausa WHERE sebagai kondisi untuk menyaring record sehingga meminimalkan beban jaringan.
Saat sebuah table dengan jumlah data yang sangat besar diproses, juga terjadi proses lock terhadap table tersebut sehingga menyulitkan pengaksesan table yang bersangkutan oleh pengguna yang lain.
Bahkan jika Kita bermaksud memanggil seluruh record, tetap menggunakan WHERE merupakan kebiasaan yang baik.
Jika Kita telah menggunakan WHERE pada awal query, maka kapanpun Kita ingin menambahkan kondisi tertentu, Kita tinggal menyambung query tersebut dengan klausa AND diikuti kondisi yang diinginkan.
Tapi bagaimana menggunakan WHERE jika benar-benar tidak ada kondisi apapun? Kita dapat menuliskan suatu kondisi yang pasti bernilai true, misalnya SELECT …. WHERE 1=1. Bahkan tools open source phpMyAdmin yang berfungsi untuk mena ngani database MySQL selalu menyertakan default klausa WHERE 1 pada perintah SELECT, di mana angka 1 pada MySQL berarti nilai true.
Kecepatan Akses Operator
WHERE 1=1 dan WHERE 0 <> 1 sama-sama merupakan kondisi yang menghasilkan nilai true. Tetapi, dalam hal ini lebih baik Kita menggunakan WHERE 1=1 daripada WHERE 0 <> 1. Hal ini dikarenakan operator = diproses lebih cepat dibandingkan dengan operator <>.
Dari sisi kinerja, urutan operator yang diproses paling cepat adalah:
1. =
2. >, >=, <. <=
3. LIKE
4. <>
Tidak dalam setiap kondisi operator dapat disubtitusikan seperti contoh sederhana di atas, tetapi prioritaskanlah penggunaan operator yang tercepat.
Membatasi Jumlah Record
Bayangkan Kita menampilkan isi sebuah table dengan menggunakan SELECT, dan ternyata table tersebut memiliki jutaan record yang sangat tidak diharapkan untuk tampil seluruhnya.
Skenario yang lebih buruk masih dapat terjadi, yaitu query tersebut diakses oleh ratusan pengguna lain dalam waktu bersamaan!
Untuk itu, Kita perlu membatasi jumlah record yang berpotensi mengembalikan record dalam jumlah besar (kecuali memang benar-benar dibutuhkan), pada SQL Server, Kita dapat menggunakan operator TOP di dalam perintah SELECT.
Contohnya SELECT TOP 100 nama… akan menampilkan 100 record teratas field nama.
Jika menggunakan MySQL, Kita dapat menggunakan LIMIT untuk keperluan yang sama.
Batasi Penggunaan Function
Gunakan fungsi-fungsi yang disediakan SQL seperlunya saja.
Sebagai contoh, jika Kita menemukan query sebagai berikut: SELECT nama FROM tbl_teman WHERE ucase(nama) = ‘ABC’, nampak query tersebut ingin mencari record yang memiliki data berisi “abc”, fungsi ucase digunakan untuk mengubah isi field nama menjadi huruf besar dan dibandingkan dengan konstanta “ABC” untuk meyakinkan bahwa semua data “abc” akan tampil, walaupun dituliskan dengan huruf kecil, besar, ataupun kombinasinya.
Tetapi, cobalah mengganti query tersebut menjadi SELECT nama FROM tbl_teman WHERE nama = ‘ABC’, perhatikan query ini tidak menggunakan function ucase. Apakah menghasilkan result yang sama dengan query pertama? Jika pengaturan database Kita tidak case-sensitive (dan umumnya secara default memang tidak case-sensitive), maka hasil kedua query tersebut adalah sama. Artinya, dalam kasus ini Kita sebenarnya tidak perlu menggunakan function ucase!
Baca dari Kiri ke Kanan
Query yang Kita tulis akan diproses dari kiri ke kanan, misalkan terdapat query WHERE kondisi1 AND kondisi2 AND kondisi3, maka kondisi1 akan terlebih dahulu dievaluasi, lalu kemudian kondisi2, kondisi3, dan seterusnya. Tentunya dengan asumsi tidak ada kondisi yang diprioritaskan/dikelompokkan dengan menggunakan tKita kurung.
Logika operator AND akan langsung menghasilkan nilai false saat ditemukan salah satu kondisi false, maka letakkan kondisi yang paling mungkin memiliki nilai false pada posisi paling kiri. Hal ini dimaksudkan agar SQL tidak perlu lagi mengevaluasi kondisi berikutnya saat menemukan salah satu kondisi telah bernilai false.
Jika Kita bingung memilih kondisi mana yang layak menempati posisi terkiri karena kemungkinan falsenya sama atau tidak bisa diprediksi, pilih kondisi yang lebih sederhana untuk diproses.
Gambar dalam Database
Database memang tidak hanya diperuntukkan sebagai penyimpanan teks saja, tetapi dapat juga berupa gambar. Kalau pepatah mengatakan sebuah gambar bermakna sejuta kata, tidak berarti kita harus menyediakan tempat penyimpanan seukuran sejuta kata untuk menampung satu gambar! Akan lebih baik bagi kinerja database jika Kita hanya menyimpan link ataulokasi gambar di dalam database, dibandingkan menyimpan fisik gambar tersebut.
Kecuali jika Kita tidak memiliki pilihan lain, misalnya karena alasan keamanan atau tidak tersedianya tempat penyimpanan lain untuk gambar Kita selain di dalam database.
Tetapi, jelas jika Kita dapat memisahkan gambar secara fisik dari database, maka ukuran dan beban database akan relatif berkurang drastis, proses seperti back-up dan migrasi akan lebih mudah dilakukan.
Pengukuran Kinerja
Terdapat tools optimizer yang bervariasi untuk tiap RDBMS, Kita dapat menggunakannya sebagai panduan untuk meningkatkan kinerja query, di mana Kita dapat mengetahui berapa lama waktu eksekusi atau operasi apa saja yang dilakukan sebuah query.
Jika Kita menemukan sebuah query tampak tidak optimal, berusahalah menulis ulang query tersebut dengan teknik dan metode yang lebih baik. Semakin banyak query yang dapat dioptimasi, akan semakin baik kinerja aplikasi Kita . Terutama saat frekuensi pemakaian query tersebut relatif tinggi.
Back-up
Buatlah back-up otomatis secara periodik, sebaiknya tes dan simulasikan prosedur restore database dan perhitungkan waktu yang diperlukan untuk membuat sistem pulih kembali jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan pada database.
Lakukan proses back-up pada waktu di mana aktivitas relatif rendah agar tidak mengganggu kegiatan operasional.
Referensi :
http://balebat.wordpress.com/category/ngelmu/basis-data/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar